Kamis, 02 April 2020

Kembali Terluka 2

Aku duduk sebentar, memikirkan segala kekacauan perasaan yang kerap kali aku alami. Perasaan yang terus menerus membuat luka baru. Perasaan yang terus menerus menunggu, mengharapkan janji seseorang untuk ditepati. Aku tak mengerti, sudah sebulan lama nya ia yang kunanti tak pernah mengabari. Aku masih menunggu dan terus menunggu.

Terasa menyakitkan, seperti menyayat nyayat hati yang baru sembuh dari luka. Kadang aku hilang arah, air mata tiba tiba membasahi pipi, korneo korneo mata ini masih ingin mengeluarkan air mata untuk dia yang tak kunjung datang. Harus kusebut apa perasaan ku ini?

Aku menginginkannya dengan begitu, dia yang berhasil merubah hariku yang tiada menjadi ada, dia seseorang yang menyebalkan namun selalu kusemogakan dalam dawai doa ku di sepertiga malam, dia sebuah kekacauan yang paling menyenangkan namun paling mampu membuatku jatuh cinta berulang ulang.

Mengapa dia membuatku jatuh cinta namun akhirnya menghilang tanpa kabar, sosoknya yang penuh dengan kata kata manis membuat ku terbuai mengawang awang. Sangat teramat manis.

Tak pernah sedikitpun dipikiranku dia akan meninggalkan ku disaat hati ini telah kugantungkan hanya padanya, disaat harapan ku sudah membersamainya, disaat kepercayaanku sudah kuletakkan pada hatiku dan kuyakinkan padanya "aku percaya". Nyatanya dia lah seseorang yg paling mematikan, dengan mudahnya dia mematahkan hatiku.

Dia, seseorang yang hadir, yang dengan mudah menempati diri pada tubuh doa ku
Dia, kehadiran yang tak pernah aku duga, namun selalu aku aamiin kan dalah sujud sujud panjangku.
Dia, yang tiba tiba memberi sebuah komitmen yang ingin aku wujudkan
Hanya dia sebuah labirin yang membuat rela tersesat.
Dia, yang kuanggap paling mampu memperbaiki hati yang sudah patah.
Tapi, sayangnya yang terlihat menyembuhkan bahkan paling mematikan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar